Astronesia-Sebuah ledakan besar dari meteor yang tak terduga atas langit Rusia, menjadi sebuah peringatan awal bagi para ilmuwan yang menegaskan bahwa kejadian alam sangat sulit diprediksi.
Dikutip dari Mashable, Kamis (21/2/2013), berkaca dari beberapa kejadian tersebut, ilmuwan berusaha membuka mata mereka guna meneliti batuan ruang angkasa yang memiliki potensi berbahaya. Sebuah tim astronom dari University of Hawaii mulai mengembangkan sistem peringatan asteroid untuk membantu memberikan perlindungan dari dampak kejutan.
Diberi nama Asteroid Terrestrial Impact-Last Alert System (ATLAS), sistem yang direncanakan akan selesai pada 2015 ini akan terdiri dari delapan teleskop kecil, yang masing-masing dilengkapi dengan kamera beresolusi hingga 100 megapiksel. Teleskop ATLAS akan ditempatkan pada gunung di satu atau dua lokasi dalam Kepulauan Hawaii.
Sistem ini diharapkan mampu memberikan peringatan selama satu minggu, saat mendeteksi asteroid sebesar 50 meter yang mampu menghapus seluruh kota. Kemudian sistem itu juga diharapkan memberi peringatan selama tiga minggu saat mendeteksi batu ruang angkasa berukuran 150 meter yang mampu memusnahkan seluruh negara.
"Waktu selama itu dirasa cukup untuk mengevakuasi daerah penduduk, mengambil langkah untuk melindungi bangunan dan infrastruktur lainnya, serta waspada terhadap bahaya tsunami yang dihasilkan oleh hantaman di laut," ujar John Tonry, Astronom Universitas Hawaii.
ATLAS akan memindai langit sebanyak dua kali setiap malam, hal itu dilakukan untuk mencari benda-benda yang mungkin merupakan asteroid berbahaya. Proyek ini akan berusaha lebih mendekatkan peneliti pada kosmos dibanding Pan-STARRS Array teleskop milik Universitas Hawaii sebelumnya. Dimana Pan-STARRS membutuhkan waktu selama satu bulan untuk menyelesaikan satu pindaian langit secara mendalam.
Dikutip dari Mashable, Kamis (21/2/2013), berkaca dari beberapa kejadian tersebut, ilmuwan berusaha membuka mata mereka guna meneliti batuan ruang angkasa yang memiliki potensi berbahaya. Sebuah tim astronom dari University of Hawaii mulai mengembangkan sistem peringatan asteroid untuk membantu memberikan perlindungan dari dampak kejutan.
Diberi nama Asteroid Terrestrial Impact-Last Alert System (ATLAS), sistem yang direncanakan akan selesai pada 2015 ini akan terdiri dari delapan teleskop kecil, yang masing-masing dilengkapi dengan kamera beresolusi hingga 100 megapiksel. Teleskop ATLAS akan ditempatkan pada gunung di satu atau dua lokasi dalam Kepulauan Hawaii.
Sistem ini diharapkan mampu memberikan peringatan selama satu minggu, saat mendeteksi asteroid sebesar 50 meter yang mampu menghapus seluruh kota. Kemudian sistem itu juga diharapkan memberi peringatan selama tiga minggu saat mendeteksi batu ruang angkasa berukuran 150 meter yang mampu memusnahkan seluruh negara.
"Waktu selama itu dirasa cukup untuk mengevakuasi daerah penduduk, mengambil langkah untuk melindungi bangunan dan infrastruktur lainnya, serta waspada terhadap bahaya tsunami yang dihasilkan oleh hantaman di laut," ujar John Tonry, Astronom Universitas Hawaii.
ATLAS akan memindai langit sebanyak dua kali setiap malam, hal itu dilakukan untuk mencari benda-benda yang mungkin merupakan asteroid berbahaya. Proyek ini akan berusaha lebih mendekatkan peneliti pada kosmos dibanding Pan-STARRS Array teleskop milik Universitas Hawaii sebelumnya. Dimana Pan-STARRS membutuhkan waktu selama satu bulan untuk menyelesaikan satu pindaian langit secara mendalam.
Sumber: Okezone.com
Comments :
0 komentar to “Ilmuwan Bikin Alat Pendeteksi Asteroid”
Posting Komentar